๐—ž๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐—ฃ๐—ผ๐˜€๐˜๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ช๐—ฎ๐—ท๐—ฎ๐—ต ๐—ฆ๐˜‚๐—ฎ๐—บ๐—ถ ๐—ข๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—œ๐˜๐˜‚ ๐—ฆ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต?

Seringkali kekerasan emosional terhadap perempuan datang dari perempuan lain yang tidak tahu batas. Salah satu bentuknya memposting foto bersama suami orang lain.

โ€œGue enggak ada maksud apa-apa, kita cuma teman!” Alasan klasik.

๐—ฆ๐˜๐—ผ๐—ฝ ๐—ก๐—ผ๐—ฟ๐—บ๐—ฎ๐—น๐—ถ๐˜€๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐— ๐—ฒ๐—ป๐˜†๐—ฎ๐—ธ๐—ถ๐˜๐—ถ ๐—ฆ๐—ฒ๐˜€๐—ฎ๐—บ๐—ฎ ๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—บ๐—ฝ๐˜‚๐—ฎ๐—ป
Kita hidup di era media sosial, di mana batas privasi makin kabur. Seseorang bisa mengunggah apa pun, bahkan wajah suami orang lain.

โ€œIni akun gue, bebas dong posting apa aja!โ€

Padahal di mata seorang istri satu foto yang diunggah, bisa menjelma ledakan yang meruntuhkan kepercayaan, martabat, dan ketenangan jiwa.

Di zaman ketika foto bisa bicara, lagu membangun narasi, dan caption menipu hati, perempuan seringkali menjadi korban dari kebebasan berekspresi yang kebablasan.

Seorang istri yang mendapati wajah suaminya sering muncul di unggahan seorang perempuan, dalam momen olahraga, nongkrong, atau sekadar selfie dengan backsound lagu romantis akan menimbulkan keresahan.

“Kan rame-rame, enggak cuma berdua doang!” dalih si perempuan, meski yang dia posting bukan yang rame-ramenya.

Namun, apakah itu cukup? Bagi seorang istri, unggahan itu bukan sekadar foto. Namun, serangan tak kasatmata yang meruntuhkan kepercayaan, menyulut konflik, dan membekas jadi trauma.

Padahal pertemanan yang sehat tahu batasan, karena saling menghargai pernikahan masing-masing. Teman yang paham adab, tidak mengunggah foto bersama suami orang lain, apalagi dengan gesture atau suasana yang menggiring tafsir ambigu.

๐—ž๐—ฟ๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ ๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ต๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฝ ๐—•๐˜‚๐—ฑ๐—ฎ๐˜†๐—ฎ ๐—–๐˜‚๐—บ๐—ฎ ๐—ง๐—ฒ๐—บ๐—ฎ๐—ป
Posting foto bersama suami orang, apalagi tanpa mengenal istrinya dengan embel-embel teman, adalah bentuk baru dari ๐™ ๐™š๐™ ๐™š๐™ง๐™–๐™จ๐™–๐™ฃ ๐™ฅ๐™จ๐™ž๐™ ๐™ค๐™ก๐™ค๐™œ๐™ž๐™จ yang kerap disepelekan.

Ketika seseorang merasa berhak memperlihatkan kedekatan emosional dengan suami orang lain di ranah publik, itu bukan sekadar kebebasan berekspresi, melainkan bentuk ๐™ฅ๐™š๐™ก๐™š๐™˜๐™š๐™๐™–๐™ฃ ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™๐™–๐™™๐™–๐™ฅ ๐™ง๐™ช๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฅ๐™ง๐™ž๐™ซ๐™–๐™ฉ ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฃ๐™ž๐™ ๐™–๐™๐™–๐™ฃ ๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ก๐™–๐™ž๐™ฃ.

Teman tidak menyakiti teman dan tidak memicu salah paham yang merugikan pernikahan temannya.

๐—ฆ๐˜‚๐—ฑ๐˜‚๐˜ ๐—ฃ๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—”๐—ฑ๐—ฎ๐—ฏ, ๐—”๐—ด๐—ฎ๐—บ๐—ฎ, ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—›๐˜‚๐—ธ๐˜‚๐—บ
Agama dan adab mengajarkan ๐˜ช๐˜ง๐˜ง๐˜ข๐˜ฉ, yaitu menjaga diri, pandangan, dan perilaku. Dalam Islam, menjaga batas dalam relasi lawan jenis adalah bentuk kehormatan, bukan pembatasan. Maka memajang potret bersama suami orang lain, apalagi tidak mengenal istrinya, bukanlah tindakan netral. Namun, ๐™ฅ๐™š๐™ก๐™–๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™–๐™ง๐™–๐™ฃ ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™๐™–๐™™๐™–๐™ฅ ๐™–๐™™๐™–๐™— ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ ๐™๐™ก๐™–๐™ .

Dari sisi hukum ada ๐—จ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐—ด-๐—จ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—œ๐—ง๐—˜, perlindungan data pribadi dan pasal mengenai perbuatan tidak menyenangkan. Posting wajah orang lain tanpa izin bisa menjadi ranah pidana, apalagi jika menimbulkan dampak sosial dan psikis yang nyata. Namun sayangnya, sanksi hukum seringkali tak sebanding dengan trauma batin yang ditimbulkan.

๐——๐—ฎ๐—บ๐—ฝ๐—ฎ๐—ธ ๐—ฃ๐˜€๐—ถ๐—ธ๐—ผ๐—น๐—ผ๐—ด๐—ถ๐˜€ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ก๐˜†๐—ฎ๐˜๐—ฎ
Trauma bukan hanya datang dari teriakan, kekerasan, atau pengkhianatan fisik. Trauma juga bisa muncul dari gesture yang diabaikan oleh pelaku karena mereka ๐™ข๐™š๐™ง๐™–๐™จ๐™– ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™จ๐™–๐™ก๐™–๐™.

Seorang istri yang melihat suaminya muncul di akun perempuan lain dengan iringan musik romantis, akan membentuk luka batin yang rumit dan sulit dijelaskan. Namun, menghancurkan dari dalam. Ini bukan tentang cemburu, tetapi bentuk ๐™œ๐™–๐™จ๐™ก๐™ž๐™œ๐™๐™ฉ๐™ž๐™ฃ๐™œ ๐™จ๐™ค๐™จ๐™ž๐™–๐™ก yang harus dihentikan.

๐—ฆ๐—ฒ๐˜€๐—ฎ๐—บ๐—ฎ ๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฒ๐—บ๐—ฝ๐˜‚๐—ฎ๐—ป ๐—›๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐˜€ ๐—ฆ๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ด ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ต๐—ผ๐—ฟ๐—บ๐—ฎ๐˜๐—ถ, ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐˜๐—ฒ๐—บ๐—ฎ๐—ป ๐—›๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐˜€ ๐—ฆ๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ด ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ด๐—ฎ๐—ถ
Kita sering bicara soal pemberdayaan perempuan. Namun, pemberdayaan itu menjadu sia-sia jika seorang perempuan menjadi sumber kekerasan verbal bagi perempuan lain, baik dengan kata, gesture, atau pun dengan unggahan yang bisa memicu fitnah.

Perempuan bukan kompetitor bagi perempuan lain. Bukan pelengkap cerita Instagram suami orang. Bukan objek hiasan untuk pembuktian ego.

๐—ฆ๐˜๐—ผ๐—ฝ ๐—ฃ๐—น๐—ฎ๐˜†๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ฉ๐—ถ๐—ฐ๐˜๐—ถ๐—บ
Posting foto bersama suami orang lain, apalagi dengan latar yang meromantisasi relasi, adalah perbuatan yang mengundang kerusakan. Kita tidak bisa sembunyi di balik dalih, โ€œJustru gue yang difitnah, emang beneran enggak ada apa-apa!โ€ Kalau akibatnya nyata, rumah tangga orang lain terguncang, istri trauma, waktu dan energi terkuras.

๐™Ž๐™š๐™ข๐™š๐™จ๐™ฉ๐™– ๐™ข๐™ช๐™ฃ๐™œ๐™ ๐™ž๐™ฃ ๐™™๐™ž๐™–๐™ข, ๐™ฉ๐™š๐™ฉ๐™–๐™ฅ๐™ž ๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฃ๐™–๐™ ๐™ก๐™ช๐™ฅ๐™–. Luka batin seorang perempuan tidak pernah hilang begitu saja. Sejarah selalu punya cara untuk mengingat siapa yang menjaga batas, dan siapa yang melanggarnya.

___ Terima kasih sudah membaca ๐Ÿ™

3 thoughts on “๐—ž๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐—ฃ๐—ผ๐˜€๐˜๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ช๐—ฎ๐—ท๐—ฎ๐—ต ๐—ฆ๐˜‚๐—ฎ๐—บ๐—ถ ๐—ข๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—œ๐˜๐˜‚ ๐—ฆ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต?

Comments are closed.